Kamis, 29 November 2012

Al Hikam - Hikmah Ke 119 (19/11/2012)

Assalamu'alaikum Wr Wb.

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم 

Senin, 26 November 2012

Just share, afwan bila ada yg salah atau kurang..

Sedikit berbagi, pendengaran Kutipan al faqir dalam pengajian Buya Yahya dengan Kajian Kitab Al-Hikam Ibnu AThoillah Assakandari & Kitab Mukhtashor Ibnu Abi Jamroh (Ringkasan Shohih Bukhori) setiap senin malam selasa di Masjid Raya AT-TAQWA Cirebon :

~ Mukhtashor Ibn Abi Jamroh ~
Hadist ke 100
Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, " aku berada bersama Nabi Muhammad SAW, tatkala Nabi Melihat gunung Uhud (dalam Riwayat lain, Nabi meminta tolong, apa kamu masih melihat gunung Uhud ? (berarti masih siang)).
Waktu melihat gunung Uhud," aku tidak berkeinginan, sesungguhnya gunung itu berubah untukku menjadi emas, sesuatu dari gunung tersebut berubah menjadi 1 Dinar tidak akan ku biarkan selama 3 hari, untuk membayar Hutang" ,
kemudian Rasulullah berkata, " Kau tetap disini, nanti aku datang (Nabi berjalan tidak terlalu jauh, lalu Nabi mendengar suara) ",
Nabi datang, Abu Dzar RA berkata :" Ya Rasulullah, suara yang aku dengar itu apa? ",
Nabi menjawab, " Apakah kau dengar Abi Dzar ? ",
" Siapa itu Ya Rasulullah ? ",
" Itu Jibril ",
Jibril berkata, " Siapapun diantara umatmu yang tidak menyekutukan Allah. akan masuk syurga",
" Walaupun mereka memiliki dosa begini dan begini ? "
Jibril : "Ya, Ya Rasulullah".

# Pelajaran yang dapat diambil :
1. Mengenai Hutang
* Kalau gunung Uhud itu menjadi emas yang dimiliki, tidak akan ku biarkan itu diam selama 3 hari, kecuali 1 Dinar untuk membayar hutang (Perkataan Rasulullah)
* Nabi Muhammad lebih senang membayar hutang, dan Nabi pun senang bersedekah.
* Jika anda memiliki hutang jatuh tempo, kemudian anda bersedekah, maka sedekah itu Harom. Seharusnya ia disiplin untuk membayar hutang, jika tidak mampu maka minta maaflah.
* Jika ada seseorang yang memiliki uang, dan tidak membayar saat jatuh tempo, maka ia pantas dihinakan. Tapi jika ia (yang hutang) benar-benar tidak mempunya uang, maka bagi yang mempunyai uang (yang memberikan hutang) wajib memberikan tambahan jatuh tempo, ini adalahkeindahan dalam pinjam meminjam.
* Utang piutang yang ada tambahan, tapi karena ada jatuh tempo atau persyaratan lain baik tambahan (misal denda) maupun hukuman itu adalah Riba.
* Utamakan membayar hutang terlebih dahulu daripada sedekah.

2. Mengenai Harta yang dibawa mati
* Yang paling banyak hartanya itu yang paling sedikit pahalanya, kecuali yang palking banyak hartanya itu menginfaqkan. Mengisyaratkan dihadapan kedua tangannya ke kanan dan ke kiri, mereka itu sedikit.
* Orang kaya yang paling banyak uang, paling sedikit pahalanya, kecuali kau ucapkan dan kau perbuat kebaikan dengan hartamu.

3. Ahli Iman yang masuk Syurga
* Intinya mengucapkan kalimat لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ itu masuk syurga, tapi jangan mengentengkan. Berani berbuat maksiat itu mencabut iman. Jika iman tidak ada maka hilang kesempatan itu.
* Yang punya dosa agar tidak masuk ke Neraka terlebih dahulu, maka minta ampunlah kepada Allah dengan derai air mata penyesalan, berjanji tidak mengulangi lagi/bertaubat pada Allah.
* Syarat ini matinya dalam keadaan iman, yang menjadikan ini hilang adalah menghancurkan dirinya dan imannya dengan kemaksiatan.
* Kuncinya لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ dan disertai dengan sholat dan ibadah lainnya. Jangan sampai kita su'ul khotimah -> alhli maksiat, ibadahnya bukan karena Allah.
* Namun kita tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain, karena ini urusan hamba kepada Allah.
* Tujuannya agar kuta takut dan agar kita tidak mati dalm keadaan su'ul khotimah.

* Pilih mana yang kau inginkan :
1. Seorang hamba yang minta ampun di dunia.
2. Seorang hamba yang beriman tidak meminta ampun, disiksa di dunia dengan penyakit agar Allah beri bahagia di akhirat.
3. Atau biar saja di akhirat disiksa lalu masuk syurga.
Tinggal pilih yang mana ?

* Jika ada yang sudah Allah beri ampunan, kemudian masih sakit, tapi Allah ingin mengangkat derajatnya tinggi-tinggi. Allah memberinya ujian karena 3 Hal :
1. Menghapus dosanya.
2. Mengangkat derajatnya.
3. Tabungan pahala di akhirat.

~ Al Hikam - Ibn Atho'ilah Assakandari ~
Hikmah ke 119
" Jangan kau minta imbalan atas amal yang tidak kau lakukan (kalau engkau tidak melakukannya maka tidak pantas mendapat imbalan) ".

# Pelajaran yang dapat diambil
* Syarat amal di akhirat itu adalah ketulusan (seperti pembahasan hikmah sebelumnya), dia melakukan semua itu karena Allah, tidak mendapat apapun selain untuk Allah.
* Kau tidak perlu meminta imbalan pada Allah. Apa kau sadar ? Siapa yang membuatmu berjalan, beribadah, bersujud ?, maka pantaskah kita menuntut kepada Allah ?
* Mengajarkan agar kita ini semakin tulus. Disaat anda ingin berbuat baik, karena Allah yang lebih dahulu berbuat baik kepada kita. Tidak ada yang bisa menyanjung Allah kecuali Allah sendiri.
* Jangan merasa bangga bahwa kamu sudah melakukan semua kebaikan itu, karena yang kau lakukan itu adalah Allah yang menjadikanmu bisa melakukannya.
* Kita berbuat baik ini karena Allah beri kemudahan kepada kita, Kelihatannya kamu yang melakukannya, padahal Allah yang lebih dahulu menggerakkan anda.
* Yang lebih penting balasan yang sesungguhnya adalah yang engkau tunggu-tunggu dan nanti-nanti adalah jika Allah sudak berkata, "AKU terima amalmu". Jika Allah ridho pada anda maka syurga balasannya.
* Balasan yang terpenting jika Allah sudah menerima amal kita, yang paling menyenangkan ini adalah jika amal kita ini diterima oleh Allah.
* Ikhlas -> berbuat baik karena Allah, karena merasa hamba Allah.
* Sehingga kalau kita ingin diterima, maka kemaslah yang bagus. Sholat dengan khusyu, ibadah dengan baik dan ini adalah kelas tingkat tinggi.
* Jauhkan diri dari kedua sifat ini :
1. Ujub -> membesarkan amalnya dalam diri sendiri.
2. Riya -> berbangga atas amai ini untuk manusia/agar terlihat oleh orang lain.

# Hikmah yang dapat kita petik :
* Jangan engkau sombong atas amalmu dan merasa kau akan masuk syurga. Jangan menuntut imbalan pada Allah, karena semua itu datangnya dari Allah.
* Berusahalah agar ibadahmu itu diterima oleh Allah. Maka caranya, dengan kita menjaga ibadah kita sampai mati, sholatku, ibadahku, hidupku, matiku adalah untuk Allah.
* Amal yang sesungguhnya adalah amal yang keluar dari pandangan kita dan pandangan orang lain. Ikhlas karena kita ini hamba Allah dan hanya untuk Allah SWT.

Wallahu a'lam bisshowab

♥ Muslimah ♥





~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kunjungi Website Buya Yahya di www.buyayahya.org
Gabung bersama RadioQU melalui streaming di www.radioquonline.com
Gabung bersama sahabat Muslimah di Facebook https://www.facebook.com/pages/Muslimah/275415002532566

Tidak ada komentar:

Posting Komentar